Sesuai dengan waktu reservasi semalam, hari itu toko parfum Nina akan kedatangan seorang artis. Bukan untuk konser, tetapi dia ingin mencoba membuat parfumnya sendiri. Untungnya hari itu pengunjung mall tidak terlalu ramai seperti biasanya, mengingat hari itu bertepatan dengan akhir pekan. Sebab jika itu terjadi, yang ada bukannya membuat parfum, tetapi besar kemungkinan Eshan akan mengadakan mini fanmeeting disana.
Sejak awal kedatangan Nina di toko miliknya, dia kebingungan melihat tingkah rekan-rekan kerjanya yang tidak biasa. Siapa sangka, ternyata mereka semua adalah penggemar dari sosok Eshan. Bahkan Kak Salsa yang sudah bukan remaja lagi juga menyukai penyanyi itu. Sejak pertama, secara bergantian mereka mengecek penampilan pada cermin, melatih senyuman, hingga memakai name tag yang biasanya mereka lupa gunakan. Berharap Eshan akan mengingat dan mengenali mereka nantinya. Nina yang memperhatikan itu hanya tertawa melihat tingkah mereka yang menurutnya lucu.
“Jadi diantara kalian, siapa yang bakal handle Eshan buat parfumnya?” tanya Nina kepada Adeena dan Dea.
“Loh kak? kok jadi ditawarin ke kita berdua?” balas Dea.
“Lah kenapa? kan sekalian belajar juga”
“Ya gak salah sih Nin, tapi lain ceritanya kalo customernya itu Eshan” tambah Adeena.
“Emang kenapa?” tanya Nina heran. Dia tidak mengerti mengapa kedua rekannya ini saling mengoper pekerjaan yang biasanya mereka perebutkan.
“Gak bisa kak, bener-bener gak bisa. Kalau kita berdua yang handle, yang ada bukan malah buat parfum tapi ngelamun lihat Eshan” jawab Dea yang lebih dulu salah tingkah, bahkan sebelum bertemu dengan orang yang menjadi tokoh utama hari ini.
“Untung ngelamun doang De, kalo gue kayaknya bakal tremor. Apalagi dengan jarak sedekat itu, bisa gila gue. Yang ada takarannya pada gak sesuai hahaha” sambung Adeena.
“Misi, aku yang bagian kasir. Ada yang mau gantiin juga gak? khusus transaksi Eshan aja hehe” tambah Kak Salsa sambil menatap kikuk ketiga rekannya.