Dari dalam bangunan, Shenina dapat melihat seseorang di balik pintu kaca transparan mengenakan hoodie berwarna hitam dengan masker yang senada. Ia sesekali memalingkan kepalanya ke kiri dan kanan waspada. Detik berikutnya, laki-laki itu berbalik menemukan Shenina yang berjalan ke arahnya. Spontan ia membuka maskernya lalu mengangkat tangannya menyapa.

“Hey, kenapa dibuka maskernya?” tanya Shenina dengan sedikit rasa panik. Laki-laki yang ditanya hanya tersenyum tipis lalu membalas “Gak apa-apa, sepi kok. Udah malem juga.” Shenina hanya mengangguk setuju. “Loh? kesini naik apa?” tanya Shenina heran, menyadari tidak terdapat kendaraan lain selain mobilnya yang terparkir di halaman parkiran.

“Mobil” jawab Eshan.

“Grab?”

“Enggak, mobil gue hehe”

“Terus?” Shenina terlihat memiringkan kepalanya.

“Bawa mobil kan?” tanya Eshan balik yang hanya dijawab anggukan dari Shenina.

“Yaudah sini kuncinya, masuk dulu di sini dingin. Gue aja yang nyetir” tanpa berpikir lama Shenina memberikan kunci mobilnya yang segera diterima Eshan.

Kini keduanya telah berada dalam mobil Shenina, belum beranjak dari parkiran. “Tunggu jelasin dulu, ini gimana ceritanya lo bisa tiba-tiba di sini” tanya Shenina masih belum memahami apa yang sedang terjadi. Eshan yang sedari tadi tidak pernah melepas pandangannya dari Shenina, tertawa melihat raut wajah bingung perempuan di sampingnya.

“Yee malah ketawa” protes Shenina.

“Hahaha sorry, lo lucu deh kalo lagi kebingungan gini”

“Kemaren bilang lucu kalo lagi ngomel, sekarang lucu kalo lagi bingung. Plin plan banget” balas Shenina memutar bola matanya, berusaha menyembunyikan salah tingkahnya.

“Tetep cantik” jawab Eshan santai.

“Dih, gak nyambung” bukan kali pertama Eshan bertingkah seperti ini, namun tetap saja Shenina belum terbiasa.

“Jadi cerita gak nih, kenapa bisa kesini. Perasaan gue gak pernah ngasih tau alamat Lab deh, di sosmed juga gak ada” tanya Shenina lagi, perempuan keras kepala ini tentu saja tidak akan berhenti sebelum mendapatkan apa yang dia mau.

Easy, gue kan punya orang dalam” jawab Eshan sambil mengangkat kedua bahunya.

“Jangan bilang?” hanya ada satu nama dipikiran Shenina saat ini. Orang yang mengenalnya dengan baik dan juga memiliki akses ke Eshan.

“Bener.. Jihan hehehe” tambahnya lagi.